Menurut laporan Citigroup Inc, sepanjang tahun 2025, arus modal yang masuk ke Exchange-Traded Fund (ETF) emas mencapai angka fantastis sebesar US$50 miliar, atau kira-kira Rp838,505 triliun.
Peningkatan arus modal ini paling terasa pada bulan September 2025, ketika nilainya memuncak pada US$10,5 miliar, setara dengan Rp176,086 triliun. “Peningkatan modal di ETF Emas merupakan yang tertinggi di semua sektor, dan menjadi kontributor utama reli harga emas dunia sepanjang tahun ini,”
demikian menurut riset terbaru Citigroup Inc yang dirilis pada Jumat (26/9/2025).
Arus modal menuju ETF Emas ini tercatat sebagai yang tertinggi, melampaui permintaan terhadap emas di sektor lain, termasuk pasar komoditas. Peningkatan ini didorong oleh pelemahan pasar tenaga kerja di Amerika Serikat dan kebijakan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed). “Hal ini, juga tidak terlepas dari kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump,”
demikian kutipan riset Citigroup Inc.
ETF Emas adalah reksadana yang diperdagangkan di bursa saham dan didukung oleh emas fisik. Dengan demikian, investor dapat memiliki eksposur terhadap harga emas tanpa perlu membeli emas fisik secara langsung. Ketika investor membeli unit ETF, mereka sebenarnya berinvestasi dalam emas batangan yang disimpan oleh pengelola dana, dan nilai unit mencerminkan harga emas di pasar.
—




