Finance

Lelang SUN Populer, Yield Obligasi Pendek Turun

Popularitas lelang Surat Utang Negara (SUN) di kalangan investor asing mendorong penurunan imbal hasil obligasi pemerintah jangka pendek.

Menurut Bloomberg, Selasa (12/8/2025), sebagian besar yield obligasi pemerintah dengan tenor di bawah 10 tahun bergerak turun. Ini mencerminkan meningkatnya permintaan beli yang meningkatkan harga aset fixed income tersebut.

Yield SUN tenor 7Y turun 2,1 basis poin (bps) ke level 6,297%. Untuk tenor 5Y dan 2Y, yield masing-masing terkoreksi 2,1 bps dan 0,6 bps, dengan bunga menjadi 5,621%.

SUN tenor 10Y yang menjadi acuan, juga turun 0,3 bps ke 6,433%. Tenor 12Y sangat diminati, terlihat dari penurunan yield sebesar 1,1 bps ke level 6,655%.

Sebaliknya, SUN tenor jangka panjang 15Y naik 0,5 bps menjadi 6,798%, sedangkan tenor 20Y naik 1,1 bps ke 6,848%.

Penurunan yield SUN terjadi seiring dengan lelang rutin SUN yang sedang berlangsung di tengah sentimen pasar yang hati-hati menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis malam ini.

Lelang SUN kali ini menargetkan penerbitan Rp27 triliun dan diperkirakan akan disambut dengan antusias oleh pasar berkat penawaran seri baru. “Fokus transaksi hari ini adalah lelang FR0108 dengan tenor 11Y dan FR0109 bertenor 6Y,” jelas Lionel.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa minat terhadap obligasi pemerintah terus meningkat, terlihat dari lelang SUN yang disukai oleh investor asing.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan hingga 8 Agustus 2025, global fund mencetak posisi net buy sebesar US$25,2 juta month-to-date. Asing telah mengakuisisi SBN senilai US$3,61 miliar sepanjang tahun ini, termasuk salah satu yang terbesar di Asia, lebih tinggi daripada di Malaysia dan Thailand.

Di pasar saham, asing mencatat net buy terbesar dalam sebulan terakhir pada perdagangan kemarin, mencapai US$52,1 juta, yang tertinggi sejak 28 Juni. Selama Agustus 2025, global fund membukukan net buy saham RI sebesar US$55,2 juta.

Sentimen positif ini juga dipicu oleh keberhasilan penjualan global fund berdenominasi dolar Australia, atau kangaroo bond, pada pekan lalu. (jea)